Sabtu, 20 April 2013



ANEMIA PADA IBU HAMIL
 a. Definisi
                               Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam darahnya kurang dari 12 gr% (Wiknjosastro, 2002).
  Anemia adalah suatu kondisi dimana kadar Hb dan/atau hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Dikatakan sebagai anemia bila Hb < 14 g/dl dan Ht < 41 % pada pria atau Hb < 12 g/dl dan Ht <37 % pada wanita. (Arif Mansjoer,dkk. 2001)
  Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II (Saifudin, 2002)
 b.  Pengkajian
1)      Aktivitas
·      Keletihan, kelemahan, malaise umum.




·      Kehilangan produktifitas, penurunan semangat untuk bekerja
·      Toleransi terhadap latihan rendah.
·      Kebutuhan untuk istirahat dan tidur lebih banyak
2)      Sirkulasi
·         Riwayat kehilangan darah kronis, 
·         Palpitasi.
·         CRT lebih dari dua detik
3)      Integritas Ego
Cemas, gelisah, ketakutan

4)      Eliminasi
·         Konstipasi.
·         Sering kencing.
5)      Makanan / cairan
·         Nafsu makan menurun
·         Mual/ muntah
6)      Nyeri / kenyamanan
 Lokasi nyeri  terutama di daerah abdomen dan kepala.
7)      Pernapasan 
     Napas pendek pada saat istirahat maupun aktifita
8)       Seksual
·      Dapat terjadi pendarahan pervagina
·      Pendarahan akut.sebelumnya
·      Tinggi fundus tidak sesuai dengan umurnya.

 c. Gejala dan tanda-tanda
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, mata berkunang – kunang, malaise, lidah luka, nafsu makan turun( anoreksia), konsentrasi hilang, nafas pendek,( pada anemia parah), dan keluhan mual muntah pada hamil muda, palpitasi.

  d. Diagnosa
1)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah
2)      Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel

3)      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
4)      Risiko cedera terhadap janin
5)      Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan pengetahuan mengenai anemia
6)      PK Anemia.
R: dapat menunjukkan motivasi untuk mengikuti anjuran pemberi layanan kesehatan. Sebagai contoh beberapa budaya menolak zat besi, meyakini bahwa ini mengeraskan tulang ibu dan emmbuat sulit melahirkan.
7.      Perhatikan adanya pika/ngidam. Kaji pilihan bahan bukan makanan dan tingkat motivasi untuk memakannya.
R: memakan bahan bukan makanan pada kehamilan mungkin didasarkan pada kebutuhan psikologis,fenomena budaya, respon terhadap lapar, dan/atau respon tubuh terhadap kebutuhan nutrisi. (misalnya mengunyah es dapat menandakan anemia). Catatan: mencerna kanji untuk pakaian dapat menimbulkan anemia defisiensi; dan mencerna lempung/tanah liat dapat mengakibatkan gangguan fekal/BAB.
8.      Timbang berat badan klien; pastikan berat badan pregravid biasanya. Berikan informasi tentang penambahan pranatal yang optimum.
R: ketidak adekuatan penambahan berat badan pranatal dan/atau di bawah berat badan normal masa kehamilan, meningkatkan risiko reetardasi pertumbuhan intrauterin (IUGR) pada janin dengan berat badan lahir rendah. Penelitian menemukan adanya hubungan positif antara kegemukan ibu pregravid dan peningkatan angka morbiditas perinatal berkenaan dengan kelahiran preterm.
9.      Tinjau ulang frekuensi dan beratnya mual/muntah.
R: mual/muntah trimester pertama dapat berdampak negatif pada status nutrisi pranatal, khususnya pada periode kritis perkembangan janin.
10.  Pantau kadar hemoglobin (Hb)/hematokrit (Ht).
R: mengidentifikasi adanya anemia dan potensial penurunan kapasitas pembawa oksigen ibu. Klien dengan kadar Hb kurang dari 12 g/dL atau kadar Ht kurang atau sama dengan 37 % dipertimbangkan anemia pada trimester pertama.
11.  Ukur pembesaran uterus.
           R: malnutrisi ibu berefek negatif terhadap pertumbuhan janin dan memperberat penurunan     komplemen sel otak pada janin, yang mengakibatkan kemunduran perkembangan janin dan  
R: yayasan penyelenggara program makanan suplemen membantu meningkatkan secara optimal nutrisi ibu/janin.
      Dx  :  Gangguan perfungsi jaringan berhubungan dengan penurunan suplai oksigen ke jaringan/ke sel
Tujuan : Setelah diberikan asuhan keperawatan selama ...x24 jam,perfusi ke jaringan/ke sel efektif dengan kriteria hasil :
-       Tidak terdapat perubahan karakteristik kulit (rambut, kuku, kelembaban)
-       Tidak terdapat kebiruan pada kulit
-       CRT dalam batas normal (kembali dalam kurun waktu kurang dari 2 detik)
 e. Etiologi
Menurut Mochtar( 1998)  penyeban anemia pada umunya adalah  : 
1)      Perdarahan
2)      Kekurangan gizi seperti : zat besi, vitamin B 12dan asam folat.
3)      Penyakit kronik, seperti gagal ginjal, abses paru, bronkiektasis, empiema, dll.
4)      Kelainan darah
5)      Ketidaksanggupan sum-sum tulang membentuk sel-sel darah.
6)      Malabsorpsi
Penyebab anemia pada kehamilan :
1)        Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin
2)        Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
3)        Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan
4)        Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)
5)        Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.
Faktor Resiko Anemia pada Ibu Hamil
1)      Umur < 20 tahun atau > 35 tahun\
2)      Perdarahan akut
3)      Pekerja berat
4)      Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi

 f.  Patofisiologi
Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap plasenta dari pertumbuhan payudara. Volume plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester ke II kehamilan, dan maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1000 ml, menurun sedikit menjelang aterem serta kembali normal 3 bulan setelah partus. Stimulasi yang meningkatkan volume plasma seperti laktogen plasenta, yang menyebabkan peningkatan sekresi aldesteron.

    

 g. Klasifikasi
Anemia dalam kehamilan dapat dibagi sebagai berikut :
1)      Anemia defisiensi besi (62,3%)
Anemia dalam kehamilan yang paling sering dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur besi dengan makanan, karena gangguan resorpsi, gangguan penggunaan, atau karena terlapau banyaknya besi ke luar dari badan, misalnya pada pendarahan. Keperluan akan besi bertambah  dalam kehamilan , terutama pada trisemester terakhir. Apabila masuknya besi tidak bertambah dan kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih – lebih pada kehamilan kembar.
2)      Anemia megaloblastik( 29,0%)3
Anemia megaloblastik dalam kehamilan disebabkan karena difisiensi  asam folat ( pteroylglutamic acid, jarang sekali karena difiesiensi vitamin B12( cynocobalamin).
3)      Anemia Hipoblastik ( 8, 0%)
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena gangguan sumsum tulang kurang mampu membuat sel – sel darah baru, dinamakan anemia hipoplastik dalam kehamilan. Darah tepi menunjukan gambara normositer dan normokrom, tidak ditemukan ciri – ciri defisiensi besi, asam folat, atau vitamin B12. Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum diketahui  dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar Roentgen, racunatau obat – obatan.
4)     Anemiahemolitik
Anemia hemolitik disebakan karena pengghancuran sel darah merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya akan menjadi lebih berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis henolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia. Secara umum anemia hemolitik dapat dibagi dalam 2 golongan besar, yakni :
(1)      Golongan yang disebabkan oleh faktor intrakorpuskuler, seperti pada sferositosis, eliptositosis, anemia hemolitik herediter , thalasemia, anemia sel sabit, hemoglobinopatia C, D, G, H, I, dan paraxysmal noctural haemoglobinuria.
(2)      Golongan yang disebabkan oleh faktor ekstrakorpuskular , seperti pada infeksi ( malaria, sepsis, dsb), keracunan arsenikum , neoarsphenamin, timah, sulfonamid, kinin, paraquin, pimaquin, nitrofuratoin ( Furadantin), racun ular pada defisiensi G6PD , antagonismus rhesus atau ABO, leukemia, penyakin Hodgkin, limfasarkoma, penyakit hati, dll.

 h. Penatalaksanaan
1) Therapy pengobatan
(1) Therapy oral
Pengobatan anemia biasanya dengan pemberian tambahan zat besi. Sebagian besar tablet zat besi mengandung ferosulfat, besi glukonat atau suatu   polisakarida. Tablet besi akan diserap dengan maksimal jika diminum 30 menit sebelum makan. Biasanya cukup diberikan 1 tablet/hari, kadang diperlukan 2 tablet. Kemampuan usus untuk menyerap zat besi adalah terbatas, karena itu pemberian zat besi dalam dosis yang lebih besar adalah sia-sia dan kemungkinan akan menyebabkan gangguan pencernaan dan sembelit. Zat besi hampir selalu menyebabkan tinja menjadi berwarna hitam, dan ini adalah efek samping yang normal dan tidak berbahaya. Dan biasanya asupan nutrisi yang mengandung zat besi cenderung lebih tinggi pada ibu hamil daripada wanita normal. Umumnya asupan nutrisi meningkat 2 kali lipat daripada wanita normal.Pengobatan yang lain:
·      Asam folik 15 – 30 mg per hari
·      Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
·      Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
·      Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban sehingga dapat diberikan transfusi darah.
        (2) Therapi parenteral
Diberikan jika penderita tidak tahan akan obat besi peroral ada gangguan penyerapan oenyakit saluran pencernaan atau apabila kehamilannya sudah tua. Therapy parenteral ini diberikan dalam bentuk ferri. Secara intramusculus dapat disuntikan dextran besi (imferon) atau sorbitol besi (Jectofer

















DAFTAR PUSTAKA

1.      Bobak dkk. 2005. Buku Ajar Keperawtan Maternitas Edisi 4. Jakarta : EGC
2.      Prawirahardjo,Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan.Jakarta:Yayasan Bina Pustaka.
3.      Saifudin,A.B.2002. Buku Acuan Pelyanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:YBP-SP.
4.      Doenges, M.E ( 2001). Rencana Perawatan Maternal/ Bayi Pedoman Untuk Perencanaan & Dokumentasi Perawatan Klien. Edisi 2. Jakarta : EGC
5.      Manjoer,Arief. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. FKUI:Media Aekulatius
6.      Winkyosastro, H. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta:YBP-SP










Tidak ada komentar:

Posting Komentar